Sinonim :
Penyakit Ngorok, haemorrhagic, septicaemia
Septicaemia epizooticae (SE) adalah penyakit menular yang
bersifat akut yang disebabkan oleh kuman Pasteurella
multocida, terutama menyerang kerbau dan sapi, ditandai dengan adanya suara
ngorok dan bronchopneumonia akut.
1.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh kuman
P.
multocida tipe B:2 (6:B), atau tipe E:2, bersifat Gram
negatip, berbentuk bipolar dengan ukuran 0,3 – 0,5 :m.
2.
Gejala Klinis
a.
Masa inkubasi sekitar 10-14 hari.
b.
Hewan penderita nampak depresi, lesu dan malas
bergerak.
c.
Demam tinggi dapat sampai 42°C.
d.
Terjadi gangguan respirasi, terdengar suara
ngorok.
e.
Hipersalivasi (mulut berbuih).
f.
Ada pembengkakan/edema di daerah leher sampai
daerah dada bagian bawah.
g.
Kematian dapat terjadi dalam waktu 24-48 jam
sejak munculnya gejala klinis.
3.
Perubahan Patologi Anatomi
a.
Terjadi perdarahan subkutan dan subserosa pada
rongga dan perut. Perdarahan petekie sampai ekimose dijumpai pada jantung, hati
dan limpa.
b.
Paru-paru menalami bronchopneumonia yang ditandai oleh adanya kongesti, edema dan
hepatisasasi.
c.
Dalam rongga dada sering ditemukan cairan
(hidrotaraks) dan endapan fibrin.
d.
Pada saluran pencernaan terlihat kongesti atau
perdarahan.
4.
Epidemiologi
a.
Angka morbiditas dari penyakit ini dapat
mencapai 60% dengan tingkat kematian penderita (case fatality rate) sampai
100%.
b.
Kerbau/sapi umur 6 sampai 18 bulan sangat peka
terhadap penyakit ini.
c.
Kasus biasanya terjadi pada akhir musim kemarau
atau awal musim hujan.
d.
Hewan yang sembuh dari penyakit dapat bertindak
sebagai karier.
e.
Kasus muncul akibat adanya stres dari hewan
karier.
f.
Penularan utama terjadi secara oral melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh P.
multocida.
5.
Diagnosa
a.
Berdasarkan gejala klinis, patologi anatomi dan
epidemiologi.
b.
Walaupun demikian masih diperlukan konfirmasi
laboratorium berupa isolasi dan identifikasi kuman penyebab, dan melakukan uji
serologi serta pemeriksaan histopatologi.
6.
Diagnosa Banding
a.
Contagious bovine pleuropenumonia (CBPP)
b.
Penyakit jembrana (khusus sapi bali) pada
stadium awal
c.
Leptospirosis akut
d.
Anthrax
7.
Pengobatan
Pemberian antibiotika pada saat
awal kejadian penyakit, sering membantu proses penyembuhan.
8.
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit bisa dicegah /
dikendalikan dengan melakukan vaksinasi secara teratur menjelang musim hujan.
9.
Material untuk pemeriksaan laboratorium
a.
Untuk isolasi kuman diperlukan darah jantung. Di samping itu dapat juga dikirim; cairan dari
rongga dada, paru-paru, limpa atau hati dalam medium transpor.
b.
Untuk pemerinksaan histopatologi dapat dikirim organ yang mengalami perubahan dalam container
yang berisi formalin 10%.
Gejala
Klinis Penting
|
Spesimen
yang
Harus
diambil
|
Jenis
Pengawet
|
Tujuan
Pemeriksaan
|
-
Lesu, hipersalivasi
-
Keluar eksudat bening dari hidung, odema pada
pangkal leher sampai ke dada
-
Terdengar suara ngorok karena kesulitan
bernapas
-
Pneumonia
|
-
Preparat ulas darah
-
Darah segar saat demam
-
Limpa, limfoglandula, eksudat, cairan oedema,
sumsum tulang bila bangkai telah membusuk
-
Jantung, hati, limpa, paru-paru
|
-
Fiksasi methanol
-
Dalam antikoagulans
-
Dalam media transpor
|
-
Mikroskopis
-
Kultur
|
Istilah:
-
Epidemiologi (epizootiologi) adalah ilmu yang
mempelajari frekuensi dan distribusi suatu penyakit serta factor-faktor yang
mempengaruhinya di dalam suatu populasi.
-
Karier adalah hewan yang membawa agen penyakit
tetapi ia sendiri tidak memperlihatkan gejala klinis suatu penyakit.
-
Etiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebab penyakit baik secara langsung
maupun tidak langsung.
-
Perdarahan adalah keluarnya darah dari dalam
pembuluh darah.
Tindakan pencegahan
dalam arti luas berarti penolakan suatu penyakit yang belum pernah dikenal
sebelumnya (penyakit eksotik) masuk ke suatu wilayah bebas.
Dalam arti sempit, tindakan pencegahan dapat berarti mencegah
terinfeksinya suatu individu terhadap suatu penyakit yang telah ada pada wilayah tercemar.
Apabila tindakan pencegahan ini melibatkan suatu populasi (ternak) yang besar
maka tindakan tersebut sudah berarti tindakan pengendalian, yang tujuan utamanya menekan kejadian penyakit.
Bila tindakan yang dilakukan bertujuan untuk membebaskan
suatu wilayah dari suatu agen penyakit, maka tindakan tersebut digolongkan
dalam tindakan pemberantasan.
Sumber buku :
Penyidikan Penyakit Hewan (Buku Pegangan)
Disusun oleh :
Drh. Dewa Made Ngurah Dharma, M.Sc., Ph.D. dan Drh. Anak Agung Gde Putra, M.Sc.,
Ph.D., SH
Penerbit : CV.
Bali Media Adhikarsa – Denpasar - 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar