Kamis, 09 Agustus 2012

BUDI DAYA KEMBANG TURI

Di gerai sayuran sebuah pasar swalayan di Taipei, Taiwan, ada kuncup bunga berwarna putih, dengan kelopak kehijauan, yang dikemas apik dalam wadah stereofoam. Itulah bunga turi. Ada dua spesies turi, yakni Sesbania grandiflora dan Sesbania sesban. Daun, bunga, dan polong Sesbania grandiflora berukuran  lebih besar dibanding Sesbania sesban. Dua spesies ini memiliki variasi warna bunga putih, kekuningan, pink dan merah. Meskipun rasanya sama, namun masyarakat lebih memilih turi putih sebagai bahan sayuran. Sementara turi merah hampir tidak pernah dikonsumsi.

Di Indonesia, bunga turi hampir selalu dimasak pecel atau urap, setelah dikukus atau dicelup air panas sebentar. Di Taiwan, Filipina, Vietnam, Laos dan Thailand, turi sudah dibudidayakan secara serius. Hingga di pasar swalayan, konsumen selalu bisa memperolehnya setiap hari sepanjang tahun. Sebenarnya, polong dan daun muda turi juga bisa dikonsumsi, namun masyarakat lebih menyenangi kuncup bunganya. Bunga yang dikonsumsi hanyalah yang masih kuncup, namun sudah menjelang mekar hingga berukuran cukup besar.

Selain dipanen bunganya sebagai sayuran, budidaya turi terutama justru untuk mengatasi lahan kritis. Sebab turi adalah salah satu tanaman penghijauan yang handal, dan mampu menyuburkan lahan-lahan kritis di kawasan kering. Daun turi juga biasa dipanen untuk dijadikan pakan ternak. Baik diberikan segar, maupun dibuat pelet. Hingga di kawasan kering seperti NTT, turi punya beberapa manfaat sekaligus. Sebagai tanaman penghijauan, penghasil sayuran, pakan ternak, dan kayu bakar. Pada pangkal batang turi, juga sering diketemukan ulat (larva) penggerek batang yang rasanya sangat lezat.

Turi Sesbania grandiflora berasal dari kawasan Asia Tenggara, namun sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia. Sesbania grandiflora adalah salah satu dari 52 spesies genus sesbania, yang habitat aslinya tersebar dari benua Amerika, Afrika, dan Asia tropis. Turi merupakan perdu yang batangnya mampu tumbuh sampai 15 m. Daun turi berbentuk majemuk sepanjang 10 cm. Dalam satu tangkai, terdapat  sekitar 16 daun, berukuran lebar 1 cm, panjang 2 cm. Warna daun hijau tua. Daun turi mudah sekali hancur sebagai pupuk hijau. Bunga turi berbentuk seperti kepala/paruh burung ketika kuncuk dan berbentuk kupu-kupu setelah mekar. Variasi warna putih, kekuningan, pink, sampai merah.

Polong turi berbentuk memanjang sampai 50 cm. dengan diameter 0,7 cm. Dalam satu polong terdapat sampai dengan 40 butir biji. Daun turi mampu menangkap nitrogen dari udara, kemudian menyimpannya dalam bintil akar. Bintil ini terbentuk karena adanya sibiosa mutualisme antara tanaman turi dengan bakteri rhizobium. Karena kemampuannya ini, tanaman turi bisa berperan menyuburkan lahan yang tandus karena kekurangan nitrogen. Barang turi berkulit agak teral, dengan tekstur kasar, berwarna kecokelatan. Kayunya lunak, namun kaya akan serat, hingga potensial sebagai bahan pulp (bubur kertas).

Daun dan bunga turi kaya akan nutrisi, hingga sangat baik sebagai pakan ternak. Kandungan lengkap nutrisi daun turi adalah protein 30.1%, serat kasar 5.1%,karbohidrat 42.3%, dan abu 10.4%. Sementara bunganya mengandung protein 14.5%, serat kasar 10.9%, karbohidrat 77.3%, dan abu 4.5%. Hingga daun turi memang sangat cocok sebagai pakan ternak ruminansia maupun unggas. Baik diberikan segar, maupun setelah dikeringkan dan dibuat pelet. Kandungan protein bunga turi lebih rendah, namun karbohidratnya lebih tinggi, dibanding daunnya. Hingga bunga turi cukup memberi energi apabila dikonsumsi sebagai sayuran.

Budidaya turi bisa dilakukan dengan menugal dan meneberkan biji secara langsung di areal yang akan dihijaukan. Bisa pula dengan terlebih dahulu menyemai biji, kemudian mencabut semai serta memindahkannya ke lapangan. Untuk penghijauan, umumnya turi ditanam dengan jarak rapat, baru kemudian dilakukan penjarangan. Beda dengan budidaya turi untuk dipanen bunganya. Di Thailand, kebun turi yang akan dipanen sayurnya ditanam dengan jarak 1 X 3 m, dan dipangkas setinggi 2 m, guna memudahkan panen. Bunga yang dipanen biasanya langsung dikemas di kebun, untuk dikirim ke lokasi pemasaran.

Sebagai sayuran, bunga turi diperlukan dalam jumlah sedikit, namun harus selalu tersedia setiap harinya. Itulah sebabnya populasi tanaman dan frekuensi panen bunga, harus disesuaikan dengan kapasitas pasar. Konsumen bunga turi, biasanya cukup fanatik, hingga selalu rutin mengkonsumsinya. Selain dikonsumsi oleh rumah tangga, bunga turi juga sering dijadikan menu andalan warung pecel. Rasa sayur bunga turi segar, serta campuran antara manis dan sedikit pahit. Bunga turi bisa dijadikan pecel atau urap secara tunggal, namun biasanya dicampur dengan jenis sayuran lain. Misalnya kacang panjang, buncis, kangkung, bayam, dan tauge.

Selain dibudidayakan sebagai penyubur lahan kritis, untuk penghijauan, serta diambil bunganya, turi juga sering ditanam sebagai peneduh jalan serta pematang sawah. Meskipun daun turi bisa menjadi pupuk hijau yang sangat baik, namun jarang masyarakat yang memanfaatkannya secara langsung. Petani selalu memanfaatkan daun turi sebagai pakan ternak, baru kemudian menggunakan kotoran ternaknya sebagai pupuk kandang. Karena penampilannya yang cukup menarik, turi juga sering dijadikan elemen taman, atau ditanam di halaman rumah. Kombinasi bunga turi merah dan turi putih, cukup menarik sebagai tanaman hias.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar